Kamis, 02 Juli 2015

Etnografi Misool Selatan, Raja Ampat


ETNOGRAFI MISOOL SELATAN
Pulau Misool terletak di bagian selatan Raja Ampat, selain keindahan alam yang dimiliki di Misool juga memiliki beragam kebudayaan, tradisi, dan kebiasaan yang masih dianut. Suku di pulau Misool yaitu suku Matbat dan Matlouw. Karena saya dari suku Matlouw yang turun ke pesisir, info etnografi yang paling banyak saya ceritakan adalah dari suku saya Matlouw. Kali ini saya akan berbagi informasi tentang etnografi khususnya Misool Selatan mulai dari bahasa hingga kebiasaan-kebiasaan di Misool Selatan.
I.            Bahasa
            Bahasa yang digunakan di Misool pada umumnya sama, yaitu bahasa Misool hanya dialek yang digunakannya saja yang berbeda. Begitupun dengan Misool Selatan, Hanya ada beberapa kampung yang berbeda bahasa sekaligus dialeknya, namun bahasa yang digunakan tetap dimengerti oleh para pelaku bahasa yang lain di pulau Misool.

II.            Mata pencaharian
            Misool selatan merupakan distrik kepulauan, dan wilayahnyapun didominasi oleh lautan, sehingga mata pencahariaan di Misool selatan adalah nelayan.
            Zaman dahulu, sebelum masyarakat Misool mengenal dan mengetahui cara menangkap dan memancing ikan, masyarakat Misool menggunakan akar pohon yang disebut dengan pohon Cut, akar pohon cut ditumbuk kemudian dicelupkan kedalam air, sekitar 30 menit kemudian, ikan-ikan yang terkena kontaminasi dari akar pohon ini mati,setelah itu mereka hanya memanen ikan-ikan yang telah mati tersebut.
            Di masa modern ini banyak didirikan perusahaan-perusahaan asing seperti perusahaan Mutiara, perusahaan pariwisata, sehingga masyarakat Misool Selatan mulai mengganti mata pencaharian mereka dengan bekerja di perusahaan-perusahaan tersebut. Tetapi mata pencaharian hasil laut oleh sebagian masyarakat tetap menjadi mata pencahariaan di Misool Selatan, baik itu untuk makan sehari-hari maupun untuk dijual kepada masyarakat yang lain.

III.            Sistem pengetahuan
            Pengetahuan tentang adat dan tradisi di misool selatan kebanyakan diperoleh secara lisan dan turun temurun. Sejarah, dongeng, cerita lampau, dan cara mengelolah Sumber Daya Alam (SDA) juga diajarkan dan diperoleh dari generasi ke generasi secara lisan dan turun temurun.
            Saat ini Misool merupakan salah satu daerah yang diminati oleh para wisatawan dari dalam negeri maupun diluar negeri, selain itu Misool memiliki perusahaan-perusahaan yang banyak didirikan oleh orang asing dari luar negeri, dari masuknya para pendatang-pendatang asing tersebut tentulah pengetahuan yang pendatang tersebut miliki akan berpengaruh pada masyarakat di pulau Misool. hal inilah yang membuat pulau Misool lebih maju dari pulau-pulau lain yang ada di  Papua.

IV.            Religius/Sistem Kepercayaan
            Sebelum ajaran agama masuk ke Misool selatan, mayarakat di Misool Selatan belum memiliki agama. mereka hidup hanya untuk bertahan hidup, dan belum mengetahui tentang adanya Tuhan Yang Maha Esa.
             Agama yang tersebar di Misool Selatan adalah agama Islam dan Kristen Protestan, dan agama Islam adalah agama yang banyak dianut oleh masyarakat di Misool Selatan.
           
V.            Organisasi sosial atau Hubungan kekerabatan
            Hubungan kekerabatan di Misool Selatan bersifat sangat kekeluargaan, sifat gotong royong dan kebersamaan masih sangat melekat di Misool Selatan. Kebersamaan ini biasanya diungkapkan dalam Perayaan hari besar yang dilakukan dengan bermalam bersama di suatu pulau. Tak hanya di tanah Misool Selatan, namun juga pada masyarakat Misool Selatan yang tinggal di kota lain, hal ini terbukti dengan tetap diadakan acara keluarga atau kumpul bersama oleh masyarakat-masyarakat Misool selatan yang ada di kota Sorong, walaupun berasal dari marga dan kampung yang berbeda-beda.      
Organisasi sosial yang ada di Misool Selatan kebanyakan sekarang bersifat formal seperti persatuan mahasiswa Misool, Kumpulan pemuda kampung atau ibu-ibu kampung, namun semua itu dilakukan semata-mata untuk mempererat tali silaturahim.
            dari Sifat kekeluargaan ini, sehingga sering ditemukan istilah Malu Hati dikalangan masyarakat Misool Selatan. Istilah ini membuktikan bahwa masih adanya sifat kekeluargaan dan kedekatan antar masyarakat. Dan dengan istilah ini pula, menunjukkan masyarakat Misool Selatan masih jauh dari sifat Individualisme.

VI.            Teknologi dan Peralatan
            Zaman dahulu, peralatan yang digunakan oleh masyarakat Misool Selatan menggunakan alat-alat sederhana yang diambil dari alam dan dilakukan dengan cara yang sederhana pula. Contohnya yaitu Peralatan yang digunakan untuk mengelolah sagu yaitu dengan membungkus sagu dengan daun dan kemudian dibakar, setelah pemahaman mulai berkembang masyarakat Misool selatan membuat sagu dengan kaban. Kaban ini adalah alat pencetak sagu yang dibuat dari tanah liat, dan hingga sekarang masih digunakan oleh masyarakat Misool selatan. Pencahayaan pada malam hari dahulu menggunakan kapas yang diletakkan didalam piring dengan bahan bakar minyak kelapa. Alat transportasi dahulu menggunakan rakit yang dibuat dari bambu dan perahu dengan model perahu kajang.
            Pada era modern ini, teknologi canggih banyak yang telah digunakan, seperti mesin Genset untuk membangkitkan listrik dan hanya digunakan pada malam hari untuk menyalakan lampu.untuk alat transportasi sehari-hari masyarakat Misool menggunakan boat dengan mesin Jonson atau katinting.

VII.            Kesenian
            Misool Selatan memiliki banyak kesenian, banyak peninggalan-peninggalan yang bernilai seni di Misool Selatan misalnya tanda tapak tangan, dan gambar ikan yang terdapat di tebing-tebing pulau di Misool Selatan.            
            Lagu-lagu daerah di pulau Misool juga sangat banyak dan beragam, lagu daerah ini biasanya berkaitan dengan dongeng-dongeng di pulau Misool, lagu-lagu daerah ini juga diturunkan secara lisan dari generasi ke generasi.
            Selain lagu-lagu daerah, terdapat kesenian yang berupa tarian, salah satunya yaitu Tarian Sibil Wala, tarian ini menceritakan tentang sejarah suku Matbat di pulau Misool Selatan, dimainkan sambil mengelilingi rumah adat Matbat, tarian ini hanya bisa dimainkan oleh orang suku asli Matbat, artinya tidak bisa dimainkan oleh sembarang orang.  Setelah Islam masuk di Misool Selatan, kesenian di Misool Selatan mulai terpengaruh oleh tradisi dari Ternate, sehingga sekarang dikenal tarian Lalayon dan sawat yang dimainkan oleh masyarakat Misool Selatan pada acara pernikahan.

VIII.            Kebudayaan di Misool Selatan
      Misool Selatan memiliki banyak kebiasaan, tradisi, dan kebudayaan. Beberapa contoh kebudayaan di Misool Selatan, yaitu:
·         Bagi masyarakat Misool selatan yang beragama Isam yang hendak menunaikan haji, diadakan tradisi berziarah ke makam sepasang suami istri yang mengajarkan ajaran agama Islam di Misool Selatan. Dan terdapat ritual potong ayam sekaligus membacakan surat Yasin di makam tersebut.
·         Pada acara pernikahan terdapat tradisi kandas. Tradisi ini adalah penjemputan pengantin wanita oleh pengantin pria di kamar pengantin, namun sebelum masuk kamar dan menjemput pengantinnya, pengantin pria dihadang oleh keluarga dari wanita. Pria hanya boleh lewat setelah memberikan bayaran berupa uang kepada para penghadang tersebut.
·         Setelah 40 hari dari kelahiran bayi, terdapat tradisi keluar kamar untuk pertama kali. Pintu kamar dibuka oleh sepupu bayi tersebut, kemudian bayi tersebut diberikan uang oleh sepupu dari bayi yang berumur 40 hari tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kampung Fafanlap

Hai hai hai, kali ini ana akan menceritakan dan mengenalkan kampung halaman ana, kampung Fafanlap, Fafanlap village , Misool Selatan, Raja...