ETNOGRAFI MISOOL SELATAN
Pulau
Misool terletak di bagian selatan Raja Ampat, selain keindahan alam yang dimiliki di Misool juga memiliki beragam kebudayaan, tradisi, dan kebiasaan yang masih dianut. Suku di pulau Misool yaitu suku Matbat dan Matlouw. Karena saya dari suku Matlouw yang turun ke pesisir, info etnografi yang paling banyak saya ceritakan adalah dari suku saya Matlouw. Kali ini saya akan berbagi informasi tentang etnografi khususnya Misool Selatan mulai dari bahasa hingga kebiasaan-kebiasaan di Misool Selatan.
I.
Bahasa
Bahasa
yang digunakan di Misool pada umumnya sama, yaitu bahasa Misool hanya dialek
yang digunakannya saja yang berbeda. Begitupun dengan Misool Selatan, Hanya ada
beberapa kampung yang berbeda bahasa sekaligus dialeknya, namun bahasa yang
digunakan tetap dimengerti oleh para pelaku bahasa yang lain di pulau Misool.
II.
Mata pencaharian
Misool
selatan merupakan distrik kepulauan, dan wilayahnyapun didominasi oleh lautan,
sehingga mata pencahariaan di Misool selatan adalah nelayan.
Zaman
dahulu, sebelum masyarakat Misool mengenal dan mengetahui cara menangkap dan
memancing ikan, masyarakat Misool menggunakan akar pohon yang disebut dengan
pohon Cut, akar pohon cut ditumbuk kemudian dicelupkan kedalam air, sekitar 30
menit kemudian, ikan-ikan yang terkena kontaminasi dari akar pohon ini mati,setelah
itu mereka hanya memanen ikan-ikan yang telah mati tersebut.
Di
masa modern ini banyak didirikan perusahaan-perusahaan asing seperti perusahaan
Mutiara, perusahaan pariwisata, sehingga masyarakat Misool Selatan mulai mengganti
mata pencaharian mereka dengan bekerja di perusahaan-perusahaan tersebut.
Tetapi mata pencaharian hasil laut oleh sebagian masyarakat tetap menjadi mata
pencahariaan di Misool Selatan, baik itu untuk makan sehari-hari maupun untuk
dijual kepada masyarakat yang lain.
III.
Sistem
pengetahuan
Pengetahuan
tentang adat dan tradisi di misool selatan kebanyakan diperoleh secara lisan
dan turun temurun. Sejarah, dongeng, cerita lampau, dan cara mengelolah Sumber
Daya Alam (SDA) juga diajarkan dan diperoleh dari generasi ke generasi secara
lisan dan turun temurun.
Saat
ini Misool merupakan salah satu daerah yang diminati oleh para wisatawan dari
dalam negeri maupun diluar negeri, selain itu Misool memiliki
perusahaan-perusahaan yang banyak didirikan oleh orang asing dari luar negeri,
dari masuknya para pendatang-pendatang asing tersebut tentulah pengetahuan yang
pendatang tersebut miliki akan berpengaruh pada masyarakat di pulau Misool. hal
inilah yang membuat pulau Misool lebih maju dari pulau-pulau lain yang ada
di Papua.
IV.
Religius/Sistem
Kepercayaan
Sebelum
ajaran agama masuk ke Misool selatan, mayarakat di Misool Selatan belum
memiliki agama. mereka hidup hanya untuk bertahan hidup, dan belum mengetahui
tentang adanya Tuhan Yang Maha Esa.
Agama yang tersebar di Misool Selatan adalah
agama Islam dan Kristen Protestan, dan agama Islam adalah agama yang banyak
dianut oleh masyarakat di Misool Selatan.
V.
Organisasi
sosial atau Hubungan kekerabatan
Hubungan
kekerabatan di Misool Selatan bersifat sangat kekeluargaan, sifat gotong royong
dan kebersamaan masih sangat melekat di Misool Selatan. Kebersamaan ini
biasanya diungkapkan dalam Perayaan hari besar yang dilakukan
dengan bermalam bersama di suatu pulau. Tak hanya di tanah Misool Selatan, namun
juga pada masyarakat Misool Selatan yang tinggal di kota lain, hal ini terbukti
dengan tetap diadakan acara keluarga atau kumpul bersama oleh
masyarakat-masyarakat Misool selatan yang ada di kota Sorong, walaupun berasal dari
marga dan kampung yang berbeda-beda.
Organisasi
sosial yang ada di Misool Selatan kebanyakan sekarang bersifat formal seperti
persatuan mahasiswa Misool, Kumpulan pemuda kampung atau ibu-ibu kampung, namun
semua itu dilakukan semata-mata untuk mempererat tali silaturahim.
dari Sifat
kekeluargaan ini, sehingga sering ditemukan istilah Malu Hati dikalangan
masyarakat Misool Selatan. Istilah ini membuktikan bahwa masih adanya sifat
kekeluargaan dan kedekatan antar masyarakat. Dan dengan istilah ini pula,
menunjukkan masyarakat Misool Selatan masih jauh dari sifat Individualisme.
VI.
Teknologi dan
Peralatan
Zaman dahulu, peralatan yang
digunakan oleh masyarakat Misool Selatan menggunakan alat-alat sederhana yang
diambil dari alam dan dilakukan dengan cara yang sederhana pula. Contohnya
yaitu Peralatan yang digunakan untuk mengelolah sagu yaitu dengan membungkus
sagu dengan daun dan kemudian dibakar, setelah pemahaman mulai berkembang
masyarakat Misool selatan membuat sagu dengan kaban. Kaban ini adalah alat pencetak sagu yang dibuat dari tanah
liat, dan hingga sekarang masih digunakan oleh masyarakat Misool selatan. Pencahayaan
pada malam hari dahulu menggunakan kapas yang diletakkan didalam piring dengan
bahan bakar minyak kelapa. Alat transportasi dahulu menggunakan rakit yang
dibuat dari bambu dan perahu dengan model perahu kajang.
Pada era modern ini, teknologi
canggih banyak yang telah digunakan, seperti mesin Genset untuk membangkitkan
listrik dan hanya digunakan pada malam hari untuk menyalakan lampu.untuk alat transportasi sehari-hari masyarakat Misool menggunakan boat dengan mesin
Jonson atau katinting.
VII.
Kesenian
Misool
Selatan memiliki banyak kesenian, banyak peninggalan-peninggalan yang bernilai
seni di Misool Selatan misalnya tanda tapak tangan, dan gambar ikan yang
terdapat di tebing-tebing pulau di Misool Selatan.
Lagu-lagu
daerah di pulau Misool juga sangat banyak dan beragam, lagu daerah ini biasanya
berkaitan dengan dongeng-dongeng di pulau Misool, lagu-lagu daerah ini juga
diturunkan secara lisan dari generasi ke generasi.
Selain
lagu-lagu daerah, terdapat kesenian yang berupa tarian, salah satunya yaitu
Tarian Sibil Wala, tarian ini menceritakan tentang sejarah suku Matbat di pulau
Misool Selatan, dimainkan sambil mengelilingi rumah adat Matbat, tarian ini
hanya bisa dimainkan oleh orang suku asli Matbat, artinya tidak bisa dimainkan
oleh sembarang orang. Setelah Islam
masuk di Misool Selatan, kesenian di Misool Selatan mulai terpengaruh oleh
tradisi dari Ternate, sehingga sekarang dikenal tarian Lalayon dan sawat yang
dimainkan oleh masyarakat Misool Selatan pada acara pernikahan.
VIII.
Kebudayaan di
Misool Selatan
Misool Selatan memiliki banyak kebiasaan,
tradisi, dan kebudayaan. Beberapa contoh kebudayaan di Misool Selatan, yaitu:
·
Bagi masyarakat
Misool selatan yang beragama Isam yang hendak menunaikan haji, diadakan tradisi
berziarah ke makam sepasang suami istri yang mengajarkan ajaran agama Islam di
Misool Selatan. Dan terdapat ritual potong ayam sekaligus membacakan surat
Yasin di makam tersebut.
·
Pada acara
pernikahan terdapat tradisi kandas. Tradisi ini adalah penjemputan pengantin
wanita oleh pengantin pria di kamar pengantin, namun sebelum masuk kamar dan
menjemput pengantinnya, pengantin pria dihadang oleh keluarga dari wanita. Pria
hanya boleh lewat setelah memberikan bayaran berupa uang kepada para penghadang
tersebut.
·
Setelah 40 hari
dari kelahiran bayi, terdapat tradisi keluar kamar untuk pertama kali. Pintu
kamar dibuka oleh sepupu bayi tersebut, kemudian bayi tersebut diberikan uang
oleh sepupu dari bayi yang berumur 40 hari tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar